Muamar Khadafi, pasti Presiden yang Diktator dengan kebijakan- kebijakan yang otoriter yang ada di pikiran kita selama ini. Presiden sensasional, dan telah menggegerkan berbagai forum internasional. Ia tidak hanya lantang di kawasan Timur Tengah, ia juga garang menentang berbagai kebijakan Barat. Berbagai akting spektakulernya tentu telah membuatnya tenar ke suluruh pelosok dunia. Bahkan dia tidak segan- segan mengecam Dunia Internasional termasuk PBB yang apabila menghalangi segala kekuasaannya.
Khadafi adalah anak bungsu dari sebuah keluarga miskin badawi (Bedouin) yang nomadik di daerah gurun pasir di sirte. Dia diberikan pendidikan SD tradisional yang religius dan bersekolah di SMU Sebha di Fezzan dari 1956 hingga 1961. Khadafi dan sekelompok kecil teman-temannya yang dia temui di sekolah ini kemudian membentuk kepemimpinan utama dari sebuah kelompok revolusiner militan yang kelak merebut kekuasaan negara Libya. Inspirasi bagi Khadafi adalah Gamal Abdul Nasser, seorang negarawan yang populer di Mesir, yang naik ke takhta kepresidenan dengan meminta persatuan Arab dan menghujat Barat. Pada 1961, Khadafi dikeluarkan dari Sebha karena aktivitas politiknya.
Dia kemudian kuliah di Universitas Libya, di mana dia lulus dengan nilai yang sangat baik. Dia lalu bergabung dengan Akademi Militer di Benghazi pada 1963, di mana dia dan beberapa rekan militannya membentuk sebuah kelompok rahasia yang bertujuan menjatuhkan monarki Libya yang pro-Barat. Setelah lulus pada 1965, dia dikirim ke Britania untuk latihan lanjutan, dan kembali pada 1966 sebagai seorang opsir dalam Korps Sinyal.
Khadafi mempunyai delapan anak, tujuh di antaranya lelaki. Putranya yang paling tua, Muhammad Khadafi adalah ketua Komite Olimpiade Libya. Putra tertua kedua Al-Saadi Khadafi, adalah ketua Federasi Sepak Bola Libya, bermain di tim Seri A, Perugia, dan juga bermain film. Satu-satunya putrinya, Ayesha Khadafi, adalah seorang pengacara yang telah bergabung dengan tim pengacara Saddam Hussein, Khadafi juga mempunyai saham sebesar 7,5% di klub sepak bola Italia, Juventus.
Mungkin karena keadaan politik Libya yang selalu melakukan kudeta untuk merebut kekuasaan hal itu yang menyabebkan sifat otoriter pada Khadafi. Tidak hanya itu Khadafi menghalalkan segala cara demi kekuasaan. Ia membiarkan warganya saling bunuh demi melanggengkan kekuasaannya yang telah menginjak tahun ke-41. Ia pun pernah mengandalkan wanita penggoda demi jabatan pemimpin Uni Afrika.
0 komentar:
Posting Komentar