Arti sebuah kedewasaan (berat ni bahasa)
mungkin di benak kalian saat ini pasti selalu bertanya- tanya mengapa seseorang di katakan dewasa atau belum. apakah dilihat dari postur tubuh yang semakin besar, umur, atau juga dilihat pikiran yang selalu memikirkan hal- hal yang berbau tentang masa depan, bagaimana seharusnya bersikap baik, bagaimana cara membuang sifat buruk. Apakah itu yang dinamakan dewasa ?.
Beberapa malam ini selalu timbul pertanyaan yang terngiang- ngiang di otakku. Dan sampai sekarang pun pertanyaan itu selalu kurenungkan. Apakah aku sudah siap menjadi dewasa ?. Mungkin hal yang konyol, tetapi sampai sekarang pun aku belum menetapkan tujuanku. Masih seperti sebatang kayu diatas laut, yang terombang- ambing tanpa arah tujuan terbawa gelombang. Terkadang aku selalu bertanya kepada Allah apakah aku sudah siap untuk menjadi dewasa ?. pernyataan yang bodoh memang. Tapi biar bagaimana pun aku harus siap karena "roda kehidupan" akan terus membawaku ke masa depan, tak peduli aku siap atau pun tidak. karena tak mungkin bila roda itu berhenti sejenak hanya untuk menungguku.
Terkadang di benakku selalu terlintas tentang mengapa ini bisa terjadi, mengapa itu, mengapa dilarang mengapa tidak bisa? hal yang bodoh memang karna sampai kapan pun, Allah tak akan menjawabnya secara langsung. terkadang aku merintih didalam sholatku agar Allah mendengarkan segala yang ku takutkan. Tapi Allah memang selalu memberikan jawabannya pada waktu yang tak terduga.
Semakin hari aku pun semakin mengerti tentang kerasnya kehidupan ini. Semakin harus mengerti tentang "kedewasaan". Harus siap membuang sifat dan sikap kekanak- kanakanku yang dulu waktu zaman SMA. Harus menjadi seseorang yang sedikit berarti buat orang lain.
Terkadang kita memang selalu tak pernah puas dengan segala yang sudah kita dapatkan. Apalagi kalau sudah bicara tentang "Uang" (mengapa uang diciptakan). Sumber dari segala masalah di muka bumi ini (uang). Mungkin hanya setengah dari orang yang pra dewasa memikirkan untuk mendapatkannya. Namun bila ditanya soal menghabiskannya. hahaha... jangan ditanya lagi.
Pada Kerasnya persaingan hidup aku selalu berfikir bahwa Tuhan itu tak adil. Terkadang aku selalu minder dengan keadaan mereka. Tapi aku sadar hanya "pecundang" yang berfikir seperti itu, hanya seseorang yang "pengecut" yang lari pada kehidupannya.
Terkadang aku selalu teringat nasehat- nasehat my father alias "ayah" (my inspiration) yang selalu menguatkan keadaanku. Dia selalu memberikan yang terbaik padaku bahkan sampai saat ini aku hanya bisa menjadi pengemis padanya. Terkadang aku malu dengan ini. Tapi selalu dia tak merasa direpotkan dengan kelakuanku. Tapi pada suatu saat nanti akan kubuktikan segalanya padamu "Ayah".
Malam semakin Larut, semakin sipit juga udah mataku ini. lagian tanganku juga udah mulai keriting.
Mungkin sekian yang bisa ku tuangkan pengalamanku di Blog ini... keep bloger !!
Jumat, 11 Maret 2011
Arti Sebuah Kedewasaan
08.23
Riyansyah Malik Pratama
No comments
0 komentar:
Posting Komentar